Revolusi Senyap dan UMKM Abal-abal

 


Saya teringat pernah menulis buku berjudul; Revolusi Senyap (Rasibook, Jogyakarta) di tahun 2015 lalu. Sebuah revolusi atau perubahan cepat dalam konteks pola pikir dan perilaku menjadi fokus dalam buku saya tersebut. Dalam konteks inilah, saya menemukan benang merah dengan problematika yang dialami teman-teman di Desa Morosunggingan, Kec. Peterongan, Jombang - Jatim. Sebuah situasi revolusi yang bertepuk sebelah tangan. Memang sangat ironis! 

Ketika sejumlah pegiat UMKM riuh melakukan revolusi tata pikir dan pola perilaku demi membuahkan percepatan pembangunan ruang ekonomi bersama (baca: pasar rakyat), pemerintah desa justru melempem. Entah kenapa, sejauh pengamatan saya dan diskusi dengan sejumlah tokoh masyarakat, telah terjadi 'kemelempeman berjamaah". Inisiator laku melempem tersebut justru datang dari petinggi pemangku kebijakan (baca: pemerintahan desa). 

Perlu sebuah revolusi senyap, yang secara kronologis merupakan penerapan laku; kesadaran diri, pengenalan potensi diri, inovasi, dan aksi (laku nyata). Pada titik "kesadaran diri" itulah, menurut saya, pemerintah Desa Morosunggingan telah gagal. Ya! Sebuah kegagalan yang sistemik. Jika demikian, maka masyarakat yang merasa perlu adanya perubahan mendasar dan nyata sangat dirugikan. Kondisi inilah yang membuat para pelaku dan pegiat penggerak pasar rakyat Morosunggingan, terus menggedor agar revolusi kebijakan ekonomi di desa terjadi. Kebijakan yang berorientasi pada rakyat, bukan pada "kepentingan sekelompok rakyat". 

Namun sayang, kondisi masih jauh api dari panggang. Pemerintah Desa Morosunggingan seolah "lari dari tanggung jawab" tata kelola kegiatan ekonomi yang digagasnya sendiri. Tragis lagi, kemunculan "UMKM abal-abal" dalam tiga bulan terakhir --menurut info yang saya dapat dan bisa dipertanggungjawabkan-- ibarat "akting peduli" yang sekedar memanipulasi anggaran negara. 

Sungguh memalukan. Tragedi tata kelola ekonomi kerakyatan telah terjadi di Morosunggingan. Saatnya...revolusi..*

(Artikel ini saya tulis setelah diskusi dengan sejumlah tokoh masyarakat Morosunggingan/ce)

Posting Komentar

0 Komentar